Saturday, 11 October 2014

Wajah Koperasi Saat Ini

Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini
Ini tugas kedua saya di semester 3 ini, saya mendapatkan tugas dari dosen softskill saya, yang bermata kuliah Ekonomi Koperasi, untuk menuliskan artikel yang bertopik “Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini”. Pertama saya akan membahas tentang bagaimana keadaan koperasi di Indonesia pada zaman yang modern ini. Tapi, sebelum itu saya ingin menjelaskan tentang koperasi. Koperasi mempunyai prinsip sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan tolong menolong. Perkembangan koperasi sejak zaman dahulu telah banyak berperan dalam pembangunan Indonesia. Di Indonesia, koperasi menjadi salah satu unit ekonomi yang mempunyai peran besar dalam memakmurkan Negara ini, sejak zaman penjajahan hingga sekarang.
Walaupun di Indonesia perkembangan koperasi maju, namun tidak sepesat perkembangan koperasi di Negara-negara maju. Seperti yang sudah saya katakan di artikel saya sebelumnya, Keadaan koperasi saat ini kurang diminati oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini karena Sumber daya manusia yang menjalankan koperasi, sudah tidak dapat berkompetisi dengan tenaga kerja baru yang mengolah usaha lainnya. Zaman sekarang itu sudah sedikit sekali koperasi-koperasi yang berjalan, kebanyakan koperasi-koperasi itu tidak berjalan, karena mereka kurang percaya dengan system koperasi itu sendiri, bunga yang tinggi, pengetahuan mereka yang kurang, dan kebanyakan dari mereka belum mengerti dan memahami fungsi koperasinya. Ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1)      Gambaran koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak masyarakat Indonesia sehingga menjadi salah satu penghambat dalam pengenbangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan memiliki daya saing dngan perusahaan-perusahaan yang besar.
2)      Perkembangan koperasi Indonesia yang berkembang bukan dari kesadaran masyarakat namun berasal dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke masyarakat, berbeda dari Negara-negara maju, koperasi berkembang berdasarkan kesadaran masyarakat untuk saling membantu dan mensejahterakan yang merupakan dari tujuan koperasi. Sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja, berbeda dengan Indonesia, pemerintah bekerja double, yaitu sebagai mendukung dan mensosialisasikan untuk masyarakat ke bawah.
3)      Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol  dari anggotanya sendiri terhadap pengurus.
4)      Manajemen koperasi yang belum professional, ini banyak terjadi pada koperasi-koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
5)      Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah melalui dana-dana segar tanpa pengawasan terhadap bantuan tersebut, sifat bantuannya tidak wajib dikembalikan, sehingga koperasi bersifat mannja dan tidak mandiri.
Oleh karena itu kita harus berperan aktif dalam pengembangan koperasi di negeri ini. Salah satunya dengan ikut serta dalam koperasi.
Koperasi kan didirikan dengan prinsip sukarela. koperasi juga dipilih dengan cara demokratis sehingga ketika ada pemilihan suara pengurus dilakukan voting dan masing-masing anggota harus mengeluarkan suaranya. Pada koperasi SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan dengan adil sesuai dengan jasa usaha dari masing-masing anggota. Tidak seperti badan usaha lainnya koperasi membagi hasil usaha sesuai dengan jasa yang diberikan. Wajah koperasi di Indonesia saat ini menurut saya sangat memprihatinkan, karena banyak koperasi yang gulung tikar dan tidak aktif. Banyak koperasi yang tidak aktif saat ini akibat dari kurangnya perhatian dari pemerintah yang mendorong koperasi ini lebih maju, misalnya dengan memberikan bantuan dana.
Selain itu juga dari pihak masyarakat itu sendiri yang kurang memahami ilmu ekonomi tentang koperasi. Masyarakat juga sangat menentukan jalannya koperasi tersebut karena siapa saja berhak berpartisipasi menjadi anggota koperasi. Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga mempengaruhi mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta.keadaan koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perubahan zaman dan gengsi saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sesuatu di pasar swalayan. Pemerintah juga kurang memerhatikan rakyat kecil, rakyat kecil  juga sangat membutuhkan pinjaman modal untuk kemajuan usahanya, koperasi juga memberikan fasilitas meminjam dan koperasi tidak akan membuat rakyat kecil semakin kesusahan dengan memberi bunga yang rendah dan kecil, malah kalau bisa tidak ada bunganya. Karena di dalam Islam kan, bunga itu termasuk riba dan diharamkan.
Koperasi Indonesia saat ini, yang semakin memprihatinkan ini disebabkan juga oleh factor manusia. Banyak masyarakat Indonesia yang belum benar-benar mengenal apa itu koperasi dan penerapannya.  Serta anggotanya sendiri yang kurang pengetahuan tentang ini. Hal ini terjadi karena sosialisasi yang kurang optimal. Anggota koperasi biasanya hanya tahu bagaimana melayani konsumen padahal anggota koperasi juga merupakan bagian dari kepemilikan koperasi tersebut. Mereka berhak untuk berpartisipasi dalam memberikan kebijakan dan memberikan saran agar koperasi bisa lebih maju., karena tanpa kerja sama antar anggota, koperasi pun tidak akan ada, seperti prisipnya yaitu kekeluargaan.
Apabila dibandingkan dengan koperasi yang secara umum tenaga kerjanya juga sudah tergolong tua. Hal tersebut harus diubah. Terutama bagian humas dan pemasarannya, harus memiliki daya tarik tersendiri. Namun hal tersebut bukan berarti organisasi tidak membutuhkan tenaga kerja yang sudah tidak muda lagi. Organisasi tetap membutuhkannya, karena mereka lebih berpengalaman.
 Menurut saya, wajah koperasi saat ini itu semberaut, tidak jelas arah dan tujuannya. Banyak koperasi-koperasi yang ada sekarang itu terbengkalai, tidak terurus. Mengapa seperti itu? Menurut saya itu karena, tidak adanya pengawasan dan pertanggung jawaban dari pihak-pihak yang terkait. Kebanyakan dari mereka, mereka hanya memikirkan diri sendiri bukan orang lain atau anggotanya. Pemerintah juga kurang memperhatikan koperasi-koperasi yang ada sekarang. Apalagi sekarang koperasi kurang memiliki desain khusus untuk bangunan yang mereka gunakan, mereka hanya memiliki simbol khusus (simbol koperasi), walaupun ada yang memiliki ciri khas namun tidak terjadi pada semua cabang dari koperasi, ada baiknya jika bangunan koperasi juga memiliki ciri khas yang sama, sehingga selain menggambarkan identitas dan citra dari koperasi, Hal tersebut juga menggambarkan kekompakkan dari koperasi itu sendiri.
Sebenarnya koperasi itu sangatlah penting bagi masyarakat yang kurang mampu apalagi masyarakat yang berada di wilayah desa-desa. Masyarakat yang berada di daerah desa, mereka sangat sekali membutuhkan koperasi, karena kebanyakan dari mereka kan mata pencahariannya sebagai seorang petani bagi yang tinggal di daerah pesawahan da nada juga mereka yang tinggal di erah pesisir pantai yang bermata pencaharian sebagai seorang nelayan. Coba kita amati kinerja koperasi di segi pertanian dan nelayan, saya merasa masih belum efektif dan baik.
Pertama saya jelaskan tentang petani terlebih dahulu, masih banyak petani yang hasil kerjanya belum tersalurkan. Disini koperasi dapat berperan sebagai perantara antara petani ( sebagai penyedia) dan masyarakat yang membutuhkan. Dimana koperasi akan membantu petani dalam menyalurkan hasil produksi mereka, contohnya pertama seperti petani menjual beras yang mereka hasilkan melalui koperasi, lalu koperasi menyalurkannya atau menjualnya kepada masyarakat yang membutuhkannya atau yang ingin membelinya. Contoh kedua, seperti para petani yang ingin membeli bibit padi, tetapi tidak memiliki uang atau modal. Mereka dapat meminjam uang kepada koperasi untuk modal membeli bibit padi, dan koperasi meminjamkannya sesuai pinjaman yang diminta. Nah sebanyak-banyaknya mereka meminjam uang ke koperasi, mereka akan mendapatkan SHU setiap tahun yang banyak juga.
Yang kedua nelayan, Koperasi juga dapat membantu nelayan untuk mengolah hasil produksi mereka menjadi sesuatu yang mempunyai nilai lebih tinggi. Biasanya karena tidak ada yang membantu dalam menyalurkan atau pun mengolah hasil alam mereka. Maka barang hasil produksi mereka dijual dalam kondisi aslinya sehingga harganya sangat murah. Sehingga tidak mendapatkan laba yang banyak. Untuk itu banyak kasus kebanyakan dari hasil produksi/ hasil tangkapan mereka di Import ke luar negeri. Dan untuk itu juga, banyak dari mereka sering sekali tidak mempunyai modal lagi untuk berlayar, karena mendapatkan harga hasil produksinya murah. Disini koperasi dapat berperan sebagai peminjam uang kepada para nelayan yang membutuhkan modal. Jadi,  memudahkan nelayan juga untuk kelangsungan hidupnya.
Sekarang kalau misalnya pemerintah dapat membantu koperasi dalam penyediaan dana untuk membantu rakyat ini (petani dan nelayan) maka hasil alam mereka dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih bernilai tinggi dan dapat disalurkan langsung pada masyarakat melalui koperasi. Apabila bisa terlaksana maka selain petani dan nelayan tidak miskin setelah bekerja keras. Perekonomian pun akan maju dan berkembang. Hidup mereka juga lebih terjamin, setidaknya berkecukupan.
Harapan saya kedepannya, dalam proses pembangunan ekonomi, kita menyadari kerap terjadi sektor-sektor yang terpinggirkan atau terlupakan, baik oleh para pelaku ekonomi maupun para pengambil kebijakan. Biasanya yang terpinggirkan ini adalah mereka yang bergerak di usaha kecil, mikro, menengah, dan beberapa jenis badan usaha yng kurang mendapat arah, seperi koperasi. Padahal, usaha kecil tidak pernah mempersoalkan kenapa mereka menjadi kecil. Mereka memahami adanya perbedaan kemakmuran, besar-kecil, sebagai bagian yan tidak terhindarkan dalam sistem ekonomi seperti yang kita alami saat ini. Namun persoalannya bukanlah pada lebih atau kurang, tapi lebih kepada sebuah etos : jangan mengambil segalanya sehingga tidak tertinggal apapun bagi orang lain.
            kesimpulannya adalah koperasi butuh SDM yang baik dalam mengolah koperasi, memasarkan koperasi, dan mereparasi koperasi menjadi tempat yang efektif dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Referensi :
http://pchelline.blogspot.com/2012/10/wajah-koperasi-di-indonesia-saat-ini.html





No comments:

Post a Comment