Analisis SWOT (Peluang,
Ancaman, Kesempatan, Hambatan) Koperasi Indonesia
Kali
ini saya mendapatkan tugas untuk menuliskan artikel yang bertopik “Analisis
Swot (Peluang, Ancaman, Kesempatan, Hambatan) Koperasi Indonesia”. Nah,
pertama-tama, mungkin saya akan membahas tentang Analisis Swot terlebih dahulu.
Analisis SWOT (singkatan
bahasa Inggris dari S yaitu strength /
kekuatan, W yaitu weaknesses / kelemahan, O yaitu opportunities /
kesempatan, dan T yaitu threats/ ancaman) adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT adalah
sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor
masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu
hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa
SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan
situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi,
dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang
cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisis SWOT membandingkan antara External dan
Internal :
Ø
Opportunities
(Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif,yang dapat dan
mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya ; Kebutuhan
lingkungan sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat lagi membutuhkan
perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang bagus, belum
adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi dana yang
berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya.
Ø
Threats
(Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan
organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan pesimis
terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak
dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing,
isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya.
Ø
Strengths
(Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya
internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal.
Misalnya : kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama baik organisasi
terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih, anggota yang
pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.
Perkembangan Koperasi dengan Analisis SWOT dan
Indikatornya :
·
Indikator Peluang :
ü Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh
pemerintah.
ü Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan
konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder.
ü Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan
berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi.
ü Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
ü Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan
makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia.
ü Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang
agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya.
ü Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan
koperasi.
ü Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan
koperasi.
ü Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan koperasi.
ü Dukungan kebijakan dari pemerintah.
ü Undang-Undang nomor 12 tahun 1992, tentang sistem
budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi.
ü Daya beli masyarakat tinggi.
·
Ancaman
(Threats)
Ancaman (Threats) yaitu hal-hal yang
dapat mendatangkan kerugian bagi kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang
tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, meningkatnya
pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour
operator asing yang lebih professional, yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness),
kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats) koperasi
di Indonesia. Sedangkan faktor-faktor eksternal terutama adalah
intervensi pemerintah yang terlalu besar yang sering didorong oleh donor,
kesulitan lingkungan-lingkungan ekonomi dan politik, dan harapan-harapan yang
tidak realistic dari peran dari koperasi. Menurut mereka,
problem yang paling signifikan adalah cara bagaimana koperasi itu dipromosikan
oleh pemerintah. Promosi yang sifatnya dari atas ke bawah telah menghalangi
anggota untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan koperasi. Bentuk-bentuk
organisasi dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan diatur oleh pihak luar.
Jadi koperasi telah gagal untuk berkembang menjadi
unit-unit yang mandiri dan sepenuhnya berdasarkan anggota. Masih dalam kaitan
ini, Linstad (1990) mengatakan bahwa di banyak negara berkembang sering kali
pemerintah melihat dan menggunakan koperasi sebagai suatu alat untuk
menjalankan agenda-agenda pembangunannya sendiri.
Koperasi sering diharapkan bahkan di paksa berfungsi
sebagai kesejahteraan sosial dan sekaligus sebagai organisasi ekonomi, yang
dengan sendirinya memberi beban sangat berat kepada struktur manajemen koperasi
yang pada umumnya lemah.
Menurut Braverman, dkk. (1991), sedikit sekali
perhatian diberikan kepada kondisi-kondisi ekonomi dimana koperasi-koperasi
diharapkan melakukan berbagai aktivitas. Promosi koperasi yang tidak
diskriminatif, yakni tanpa memberi perhatian pada hal-hal seperti
dinamik-dinamik internal, insentif, struktur kontrol, dan pendidikan dari
anggota, sering kali telah membuat koperasi-koperasi menjadi
organisasi-organisasi birokrasi yang sangat tergantung pada dukungan pemerintah
dan politik. Oleh karena itu, Gentil (1990) menegaskan bahwa agar koperasi maju
maka hubungan antara pemerintah dan koperasi yang didefinisikan ulang.
·
Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yaitu kekuatan
apa saja yang dimiliki koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi dapat
dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam perekonomian di
Indonesia dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.
Peterson (2005), mengatakan bahwa koperasi harus
memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi-organisasi
bisnis lainnya untuk bisa menang dalam persaingan di dalam era globalisasi dan
perdagangan bebas saat ini.
Keunggulan kompetitif disini didefinisikan sebagai
suatu kekuatan organisasional yang secara jelas menempatkan suatu perusahaan di
posisi terdepan dibandingkan pesaing-pesaingnya.
Faktor-faktor keunggulan kompetitif dari koperasi
harus datang dari:
1. Sumber-sumber tangible seperti
kualitas atau keunikan dari produk yang dipasarkan (misalnya koperasi susu,
koperasi harus memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan) dan kekuatan modal.
2. Sumber-sumber
bukan tangible seperti brand name, reputasi, dan
pola manajemen yang diterapkan.
3. Kapabilitas
atau kompetensi-kompetensi inti yakni kemampuan yang kompleks untuk melakukan
suatu rangkaian pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan kompetitif.
Kesimpulan :
Koperasi dapat dianalisa dengan SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunities, Threats). Kekuatan (strength) yaitu
kekuatan apa saja yang dimiliki koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi
dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam
perekonomian di Indonesia dan mampu bersaing untuk pengembangan
selanjutnya.Kelemahan (Weakness) yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan
atau merugikan bagi koperasi. Menurutnya, salah satu yang harus dilakukan
koperasi untuk bisa memang dalam persaingan adalah menciptakan efisiensi biaya.
Dan Strategi yang anda ambil saat ini bagi organisasi merupakan titik tumpu
bagi pergerakan organisasi selanjutnya. Lewat analisis SWOT ini anda akan
memahami apa dan bagaimana organisasi anda, serta bagaimana cara
menggerakannya. SWOT sangatlah efesien dan dapat digunakan untuk bentuk
organisasi apa saja. Yang dibutuhkan hanyalah keterbukaan terhadap berbagai
informasi untuk didiagnosis. Dengan memahami analisis SWOT, organisasi akan
menjadi terbuka serta merta menciptakan budaya kerja yang efektif bagi
keseluruan aktivitas organisasi. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang
mengenal dirinya dan mengetahui kemana ia akan melangkah.
Referensi :
http://rickyanggili.blogspot.com/2011/11/analisis-swot-kekuatan-kelemahan.html
No comments:
Post a Comment