Thursday, 10 November 2016
Monday, 3 October 2016
Sunday, 2 October 2016
Saturday, 1 October 2016
TUGAS ETIKA BISNIS MINGGU 2 : MODAL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA & FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL
Model Etika dalam Bisnis,
Sumber Nilai Etika dan Faktor - faktor yang Mempengaruhi Etika Manajerial
Menurut Zimmerer,
pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah manajer. Oleh karena
itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu :
1. Immoral Manajemen
Manajer Immoral didorong oleh Sumber : Thomas
W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, Entrepreneurship and The New Ventura
Formation 1996 hal. 21, alasan kepentingan dirinya sendiri demi keuntungan
sendiri atau perusahaannya. Kekuatan yang menggerakkan manajemen Imoral adalah
kerakusan/ ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal. Manajemen immoral merupakan kutub yang berlawanan dengan manajemen
etika. Misalnya, pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji dibawah upah
fisik minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau
perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan
pemegang hak cipta dan sebagainya.
Immoral manajemen juga merupakan tingkatan terendah dari model
manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki
manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang
dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana
dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada
tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan
dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara
individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri
dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam
menjalankan bisnisnya.
2. Amoral Manajemen
Tujuan utama dari manajemen amoral adalah
juga profit, akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu
cara kunci yang membedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar
hukum atau norma etika. Bahkan pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam
mengambil keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam
mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen amoral adalah penggunaan
test lie detector bagi calon karyawan.
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam
manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer
dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika
atau moralitas. ). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka,
bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau
tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka
akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah
memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat
baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka
apakah merugikan pihak lain atau tidak.
3. Moral Manajemen
Manajemen moral juga bertujuan untuk
meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip
etika. Filosofi manajer moral selalu melihat hukum sebagai standar minimum
untuk beretika dalam perilaku. Dalam
moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar
tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang
termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku
namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam
bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga
tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran,
dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
Sumber nilai etika
a. Agama
Etika bisnis
menurut ajaran islam digali langsung dari al-quran dan hadits nabi. Dalam
ajaran islam, etika bisnis dalam islam menekankan pada empat hal, yaitu
kesatuan (unity), keseimbangan (equilibrium), kebebasan (free will), dan
tanggungjawab (responsibility) (Mubyarto:2002).
Pada dasarnya ada persamaan dalam tiap-tiap agama menyangkut
hubungannya dengan dasar dalam beretika.
Keadilan : kejujuran untuk mempergunakan kekuatan untuk menjaga
nilai-nilai kebenaran.
Saling menghormati : cinta dan perhatian terhadap orang lain.
Pelayanan : manusia hanya “pelayan”, “pengawas”sumber-sumber
alam.
Kejujuran : kejujuran dan sikap dapat dipercaya dalam semua
hubungan manusia, dan integritas yang kuat.
Etika sebagai
ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam
perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi terutama bersumber dan ajaran-ajaran
agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi barat menunjuk
pada kitab injil (bible), ekonomi yahudi pada kitab taurat, dan ekonomi islam
termuat dalam al-quran lebih dari seperlima ayat-ayat yang ada didalamnya.
b. Filosofi
Pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang. Arti Filosofi yaitu studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar
pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang
pandangan mengenai suatu kehidupan. Filosofi memberi pandangan dan menyatakan
secara tidak langsung mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan. Setiap filosofi individu akan
dikembangkan dan akan mempengaruhi prilaku dan sikap individu tersebut.
Seseorang akan mengembangkan filosofinya melalui belajar dari hubungan
interpersona, pengalaman pendidikan formal dan informal, keagamaan, budaya dan
lingkungannya.
Filosofi juga menjadi acuan-acuan yang berkembang dalam proses
pengambilan keputusan yang bersumber dari nilai-nilai etika. Ajaran-ajaran ini
berkembang dari hasil pemikiran manusia dan terus berkembang dari tahun ke
tahun
Perkembangan ajaran filosofi terhadap kemunculan etika bisnis
yaitu :
1. Socrates (470-399 SM)
Socrates mempercayai bahwa manusia ada untuk satu tujuan, dan
bahwa salah dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan
hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Socrates percaya bahwa
kebaikan berasal dari pengetahuan terhadap diri dan pada dasarnya manusia itu
jujur. Munculnya sikap jahat merupakan sebuah bentuk salah pengarahan terhadap
diri seseorang. Dia juga memperkenalkan ide-ide hukum moral, bahwa hukum moral
lebih tinggi kedudukannya dibanding hukum manusia.
2. Plato (428-348 SM)
Republik (dalam bahasa Yunani Politeia atau “negeri”) merupakan
suatu bentuk uraian pandangan Plato terhadap keadaan “ideal” dari sebuah
negara. Dalam bukunya, Plato menjelaskan bahwa pemerintahan yang ideal
mengalami pergantian dalam lima tahun sekali, dimana sistem ini banyak
diterapkan oleh kehidupan bernegara saat sekarang ini. Plato berpendapat bahwa
keadaan ideal muncul sebagai hasil nilai-nilai kebajikan dan konsep kebenaran.
3. Aristoteles
Etika menurut Aristoteles adalah perilaku jiwa yang baik yang
menuntun kepada kebahagiaan dan kebenaran. Keterbatasan pengetahuan tentang
jiwa manusia tidak menjadi sebuah hambatan untuk mendalami konsep etika. Filsuf
Yunani kuno seperti Aristoteles berpendapat bahwa jiwa manusia menginginkan
sebuah kebahagiaan dan jiwa bahagia lahir dari perbuatan yang bersumber dari
kebajikan moral. Hal inilah yang menjadi dasar perkembangan pola pemikiran
barat dan keagamaan lain pada umumnya.
c. Budaya
Ciri khas utama yang
paling menonjol yaitu kekuluargaan dan hubungan kekerabatan yang erat. Definisi budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adatistiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar,
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
d. Hukum
Biasanya hukum dibuat
setelah pelanggaran – pelanggaran terjadi dalam komunitas. Arti hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak,
sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi
dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara
negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja
bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan
politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih.
Administratif
hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara
hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan
mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf
Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik
dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi etika manajerial mencakup :
1. Leadership
Kepemimpinan
(Leadership) adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi memotivasi, dan
membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi … (House et. Al., 1999 : 184). Menurut Handoko (2000 :
294) definisi atau pengertian kepemimpinan telah didefiinisikan dengan berbagai
cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner,
kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.
Ada
tiga implikasi penting dari definisi tersebut, antara lain: Pertama,
kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpinan, para anggota kelompok membantu
menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi tidak relevan. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan
yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok,
tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin
secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak
langsung. Ketiga, pemimpin mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat memepengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Pendekatan studi kepemimpinan terdiri dari 4 (empat) yaitu :
1. Pendekatan Sifat
(trait approach)
Pendekatan Sifat (trait approach) bertujuan mengidentifikasi
karakteristik pribadi yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang
berhasil/efektif. Sejauh ini penelitian tidak dapat menunjukkan
karakteristik/sifat tertentu yang membedakan seorang pemimpin yang efektif dan
yang tidak. Namun demikian, sifat yang dapat menjadi modal bagi keberhasilan
kepemimpinan antara lain: motivasi tinggi, kejujuran dan integritas,
intelektualitas, kepercayaan diri dan fleksibilitas.
2. Pendekatan Perilaku (behavioral
approach)
Pendekatan Perilaku (behavioral approach)bertujuan
mengindentifikasi perilaku manajer terhadap bawahannya. Secara umum, ada dua
macam gaya kepemimpinan:
· Task oriented
Manajer mengambil langkah untuk memastikan pekerjaan
diselesaikan dengan baik, adalah menentukan tugas, menetapkan standar kerja,
memonitor hasil kerja, dan lain-lain
· People oriented
Manajer mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan,
menghargai perasaan mereka dan menunjukkan rasa percaya pada karyawannya.
3. Pendekatan
Kontingensi (contingency approach)
Pendekatan kontingensi menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan
yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas,
dan variabel-variabel organisasi yang lain.
4. Pendekatan
Transaksional vs Transformasional
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang mengarahkan
para bawahan untuk bekerja keras melalui penggunaan tugas, reward, dan
struktur. Sedangkan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan
inspirasional yang mendorong bawahan untuk mencapai kinerja yang extraordinary,
yakni dengan melakukan berbagai inovasi dan perubahan. Karakteristik pemimpin
transformasional:
a) Visioner
b) Kharismatik
c) Intelektual
d) Integritas
e) Memberdayakan
2. Strategi dan Performasi
Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah
untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat
perusahaannya mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa
harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan
yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin
dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh
kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang
jujur.
Pada umumnya, strategi yang berhasil mengkombinasikan empat
karakteristik utama :
1.
Sasaran sederhana
jangka panjang. Landasan setiap strategi organisasi harus merupakan kejelasan
dari sasaran. Apabila tidak ada konsensus dan konsistensi terhadap sasaran,
strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah.
2.
Melalui analisis
lingkungan pesaingan. Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari
konsumen anggota masyarakat. Pemahaman tentang penilaian pasar saham, pandangan
terhadap kemungkinan potensi akuisisi, dan keahlian dalam mengiden-tifikasi dan
memotivasi para manajer (Mark & Spencer).
3.
Penilaian sumber daya
yang obyektif. Keberhasilan Mark & Spencer dalam jangka panjang dapat merefleksikan
kesadarannya akan sumber daya dan kemampuan utamanya. Termasuk reputasi yang
berhubungan dengan nama perusahaan dan merk, kemampuan untuk memotivasi
karyawan, keefektifannya dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta
kemampuannya menangani dan menngendalikan mutu.
4.
Penerapan yang
efektif. Strategi yang paling cemerlang tidak akan berguna jika tidak
diterapkan secara efektif. Penerapan yang efektif memerlukan pembentukan
kepemimpinan, struktur organisasi, dan sistem manajemen yang memegang teguh
komitmen dan koordinasi seluruh pegawai, dan mobilisasi sumber daya untuk
melengkapi strategi tersebut.
3. Karakteristik individu
Merupakan suatu proses psikologi yang mempengaruhi individu
dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman.
Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
4. Budaya
Organisasi
Menurut Mangkunegara,
(2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan,
nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal
dan integrasi internal.
Budaya organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawanmemahami
karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan
menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap
deskriptif, bukan seperti kepuasan
kerjayang lebih bersifat evaluatif.
SUMBER :
-
http://kartikasari391.blogspot.co.id/2016/01/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai.html
TUGAS ETIKA BISNIS MINGGU 1 : DEFINISI ETIKA SEBAGAI PROFESI
PENGERTIAN ETIKA, PROFESI, DAN ETIKA PROFESI
PENGERTIAN ETIKA
Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang
dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini
benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari
keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari
Bertens 2000), mempunyai arti :
1.
Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2.
Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3.
Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
PENGERTIAN PROFESI
Profesi sendiri berasal dari bahasa latin
“Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.
Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa
saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan
norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang
khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan
cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai
dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta
adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota
yang menyandang profesi tersebut.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Etika profesi adalah sikap etis sebagai
bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban
profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum
pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang
ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu,
contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter,
dan sebagainya.
Etika profesi Berkaitan dengan bidang
pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga
profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai
keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan
disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
1. Tanggung jawab
– Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu
dan terhadap hasilnya.
– Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional,
berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati
kerahasiaan informasi
Definisi
Etika Profesi Menurut Ahli
1. Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian
integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban
profesi.
2. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari
penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) kehidupan manusia.
3. Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau
disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan
jurnalistik, engineering (rekayasa), science,medis/dokter,dsb.
4. Etika profesi berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk
menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau
objek).
5. Etika profesi adalah sebagai
sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan
keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para angglta masyarakat yang membutuhkannya dengan
disertai refleksi yang seksama. (Anang Usma,SH., MSi).
Menurut saya etika profesi adalah aturan-aturan atau
norma standar perilaku serta tanggung jawab yang ditetapkan pada profesi
tersebut agar tidak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan oleh orang-orang
di bidang profesi tersebut.
Kode
Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional
yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional
anggota lama, baru, ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi
telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi.
Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan
bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku
yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi
apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua
pihak.
Fungsi
Kode Etik Profesi :
Mengapa
kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis?
Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya yaitu :
Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya yaitu :
1.
Sebagai sarana kontrol sosial
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
Kelemahan
Kode Etik Profesi :
1. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak
sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan
sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk
berpaling kepada nenyataan dan menabaikan idealisme kode etik profesi. Kode
etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.
2. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang
tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata
berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan ini memberi peluang
kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.
Peran
Etika dalam Perkembangan IPTEK
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung
sangat cepat. Dengan perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan
dan meningkatkan taraf hidup manusia untuk menjadi manusi secara utuh. Maka
tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga
harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi
mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang
diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan
yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi
sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia
terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang
menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan profesinya secara profesional
agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional
dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang
dilakukan dari segi tuntutan pekerjaannya.
Sumber :
-
http://m-roiful.blogspot.co.id/2014/10/tugas-3-pengertian-etika-profesi.html
Tuesday, 19 July 2016
Mengartikan kata "Bahagia"
BAHAGIA
Mungkin ini hanya sebuah kata BAHAGIA, tapi makna dan artinya sangat besar. Kalau misalnya tidak ada kata ini,
apalah arti sebuah hidup menurutku. Bahagia itu mencerminkan suasana yang kita alami
sekarang. Untuk itu bahagia itu sangat penting dan membahagiakan orang juga
tidak kalah pentingnya.
Hidup dengan rasa bahagia itu menyenagkan, mungkin tidak semua orang dapat merasakannya. Apalagi ada quote "Bahagia itu Sederhana" menurutku itu benar. Bahagia itu tidak hanya diukur dengan uang, jawaban, kemewahan atau yang lainnya, tapi cukup dengan dikelilingi orang-orang yang kita sayangi menyayangi kita dan yang kita cintai itu sudah cukup membuat kita bahagia :).
Hidup dengan rasa bahagia itu menyenagkan, mungkin tidak semua orang dapat merasakannya. Apalagi ada quote "Bahagia itu Sederhana" menurutku itu benar. Bahagia itu tidak hanya diukur dengan uang, jawaban, kemewahan atau yang lainnya, tapi cukup dengan dikelilingi orang-orang yang kita sayangi menyayangi kita dan yang kita cintai itu sudah cukup membuat kita bahagia :).
Monday, 13 June 2016
MEMBUAT KERANGKA KARANGAN
Kerangka atau outline
adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan
dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.
Jadi Kerangka Karangan adalah suatu suatu
rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang
disusun dengan sistematis dan terstruktur.
Fungsi atau Manfaat
Kerangka Karangan
1. Untuk memudahkan
penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah
penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan
digarap.
3. Untuk mencegah
penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan
penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu
penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar
karangan menjadi lebih variatif dan menarik.
Cara Membuat Kerangka
Karangan
Adapun cara membuat
kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tema dan
menetukan judul suatu karangan
Sebelum membuat
karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan
mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema
yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat
membatu untuk mengembangkan karangan.
Setelah mendaptkan
tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul
yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.
2. Mengumpulkan bahan
Setelah mendapatkan
tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa
topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah
karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh,
dan lain-lain. Catatlah semua topik yang
terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.
3. Menseleksi bahan
Setelah mendapatkan
topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan
penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4. Mengembangkan
kerangka karangan
Jika sudah mendapatkan
tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan
kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan
pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam
kerangka karangan.
Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya.html
Sunday, 8 May 2016
Pra Penulisan Karya Ilmiah
Kerangka Penyusunan
Karya ilmiah
Ø Kerangka
karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran.
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran.
Ø Teknik
Penyusunan Karya ilmiah Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah. Dalam penyusunan
karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1.
Tahap Persiapan
Di dalam tahap ini ada
beberapa tahap yaitu :
1. Menemukan
masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian (didukung
oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah).
Dalam pemilihan
masalah/topik juga mempertimbangkan beberapa hal :
·
Harus topik yang paling menarik
perhatian.
·
Terpusat pada segi lingkup yang sempit
dan terbatas.
·
Memiliki data dan fakta yang obyektif.
·
Harus diketahui prinsip-prinsip
ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
·
Harus memiliki sumber acuan / bahan
kepustakaan yang dijadikan referensi.
Dalam pembatasan
topik/penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal berikut :
·
Pembatasan topik harus dilakukan sebelum
penulisan karya ilmiah.
·
Penentuan judul dapat dilakukan sebelum
penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan
judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa),
Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana).
2. Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa
kajian teoritis
3.
Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang
akan dilakukan.
4.
Metodologi (mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data,
teknik pengukuran, dan teknik analisis data)
Adapun Tahap
Pengumpulan data :
·
Pencarian keterangan dari bahan bacaan /
referensi.
·
Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak
yang mengetahui masalah.
·
Pengamatan langsung (observasi) ke obyek
yang akan diteliti. Percobaan di laboratorium/ pengujian di lapangan.
2. Tahap Pengumpulan data.
a) Pencarian
keterangan dari bhn bacaan atau referensi.
b) Pengumpulan
keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema
dalam karya ilmiah.
c) Pengamatan
langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya
ilmiah.
d) Melakukan
percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.
Tahap Pengorganisasian dan Pengkonsepan.
a. Pengelompokan
bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah,
data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis,
sifat dan bentuk data.
b. Pengkonsepan
karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah
ditetapkan.
4.
Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep (editing).
Tahap
ini bertujuan untuk :
a. Melengkapi
data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang
dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok
bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit
setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan
secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.
d. Mengedit
setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa
yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian
kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
5.
Tahap Penyajian.
a. Teknik
penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
·
Segi kerapian dan kebersihan.
·
Tata letak (layout) unsure-unsur
dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar
isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
·
Memakai standar yang berlaku dalam
penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar
pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
Sumber :
https://okizainalfahmi.wordpress.com/2010/03/30/pra-penulisan-karya-ilmiah-tahapan-dalam-menulis-karya-ilmiah/
Subscribe to:
Posts (Atom)