Ø Penalaran
merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang
dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan
panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat
mengetahui suatu kebenaran.
Ø Induktif
merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir
induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan
ke hal-hal yang umum.
Ø Penalaran
Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan
berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran
induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua
hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Pada Penalaran Induktif
terdapat beberapa bentuk.
Bentuk-bentuk Penalaran
Induktif:
a. Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum.
Contoh:
o
Jacob adalah bintang film, dan ia
berwajah tampan.
o
Dimas Anggara adalah bintang film,
dan ia berwajah tampan.
Generalisasi:
Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film
berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah
diselidiki kebenarannya.
Contoh
kesalahannya: Justin juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
1.
Generalisasi sempurna: Generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
2. Generalisasi
tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
b. Analogi
Analogi
dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi
dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya
memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat
menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah
dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh
analogi :
Untuk
menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan
latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat
menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang
rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola
maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1)
Analogi induktif :
Analogi
induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif
merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan
yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh
analogi induktif :
Tim
Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim
Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2)
Analogi deklaratif :
Analogi
deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh
analogi deklaratif :
deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan
warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar
diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3) Hubungan
Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1.
Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan
liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat
– Sebab.
Contoh: Andri
juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat
– Akibat.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
Sumber :
- http://storiangga.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html
No comments:
Post a Comment