Ø Jelaskan yang dimaksud dengan pembeli dan pembelian !
Jawab :
Pembeli diambil dari istilah asing
(Inggris) yaitu consumer, secara harfiah dalam kamus-kamus diartikan sebagai
”seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau
menggunakan jasa tertentu”; atau ”sesuatu atau seseorang yang mengunakan suatu
persediaan atau sejumlah barang”.
Ada juga yang mengartikan ”setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
Ada juga yang mengartikan ”setiap orang yang menggunakan barang atau jasa”.
Pembelian merupakan suatu tindakan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang kemudian akan dipeguanakn sendiri atau
di jual kembali, pembelian biasanya dilakukan minimal dua pihak atu lebih atau
yang sering disebut sebagai penjual dan pembelian, Pembelian dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu pembelian secara cash dan pembelian secara credit.
Ø Sebutkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian!
Jawab :
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling
dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat
terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi,
kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa
muda.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat
diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok
ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang
dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota
kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti
keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara
langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok
primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan,
profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok
keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga
dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah
keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta
ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari
pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa
dikenal dengan keluarga prokreasi.
c. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di
dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka
akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara
langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di
sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku
pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian
terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek
lainnya.
3. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh
karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a. Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang
hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup
keluarga
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang
mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli
mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan
oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki,
jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.
c. Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup
seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang
terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.
Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar
yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya,
perusahaan telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya
sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti
munculnya telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan
muda yang kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti
aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang
menginginkan telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis
mereka.
d. Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian
yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang
menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan
ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160).
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis
pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen
akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.
4. Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat
faktor utama diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu
tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa
kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis;yaitu kebutuhan
yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah
merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada
merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud,
ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan
emosi tertentu.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan
tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi
oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai
sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson,
dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik
tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu yang bersangkutan.
c. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran
dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat
bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para
pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan
mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan
motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan
melakukan generalisasi terhadap suatu merek. Cotohnya, konsumen yang pernah
membeli komputer merek IBM yang mendapatkan pengalaman menyenangkan dan
persepsi yang positif akan mengasumsikan bahwa merek IBM merupakan merek
komputer yang terbaik, ketika konsumen akan membeli printer merek IBM mungkin
konsumen juga berasumsi hal yang sama bahwa IBM menghasilkan printer yang baik.
d. Keyakinan dan Sikap
Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan
dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu.
Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian
mereka. Contohnya studi tentang keyakinan merek yang menemukan bahwa konsumen
sama-sama menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi keduanya dalam
tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi tahu mereknya, konsumen
memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam contoh tersebut dapat
disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
Ø Jelaskan perbedaan dari keinginan konsumen dengan kebutuhan
konsumen dalam membeli suatu produk!
Jawab :
·
Kebutuhan merupakan salah
satu dari aspek psikologis setiap manusia yang menggerakkannya dalam melakukan
berbagai aktivitas. Kebutuhan ini juga menjadi dasar atau alasan atau faktor
untuk melakukan usaha. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap
orang harus bekerja. Bekerja (melakukan usaha) akan mendapatkan imbalan (gaji
atau uang) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh dari kebutuhan
sehari-hari adalah makanan dan minuman, setiap orang membutuhkan makan dan
minum untuk bertahan hidup. Atau dapat dikatakan, pemenuhan kebutuhan ini
sangat penting dilakukan demi mendapatkan kesejahteraan. Dengan kata
lain, jika kebutuhan tidak dapat dipenuhi dengan baik maka hidup orang tersebut
tidak ataupun kurang sejahtera. Selain makan dan minum, masih banyak lagi
contoh lainnya mengenai kebutuhan. Contoh lainnya yaitu rumah, rumah merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap orang demi melindungi tubuh dari berbagai bahaya.
Baik dari panas, hujan ataupun dari serangan lainnya, rumah adalah kebutuhan
yang wajib dipenuhi. Kebutuhan sendiri dipengaruhi oleh kebudayaan, semakin
tinggi tingkat kebudayaan masyarakat tersebut maka semakin banyak pula
kebutuhannya.
·
Keinginan sendiri merupakan
tambahan atas pemenuhan kebutuhan, sesuai yang diharapkan. Contohnya saja untuk
makan dan minum, keduanya merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Makan dan
minum akan dianggap kebutuhan jika makanan dan minuman yang dikonsumsi apa
adanya. Dengan kata lain, apapun makanan dan minuman yang ada akan tetap
dikonsumsi. Namun jika Anda memiliki harapan untuk makan dan minum yang lebih
maka itu disebut sebagai keinginan. Contoh, Anda ingin makan nasi, ayam goreng,
pizza dan lain sebagainya adalah sebuah keinginan. Keinginan bukanlah
sesuatu hal yang mendesak, jika tidak terpenuhi maka tidak berpengaruh terhadap
kesejahteraan hidup Anda. Perbedaan antara kebutuhan dan keinginan yaitu pada
terlihat pada fungsinya. Dari ulasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
makan adalah kebutuhan namun makan dengan rasa enak adalah keinginan. Rumah
adalah kebutuhan sedangkan rumah yang bagus adalah keinginan. Contoh lainnya
yaitu berpakaian merupakan kebutuhan, namun berpakaian yang bagus dan mahal
adalah keinginan. Setelah membaca ulasan ini,
Ø Sertakan study kasus untuk proses perilaku konsumen dalam
membeli produk, Apakah si konsumen membeli sesuai kebutuhan atau hanya
keinginan !
Jawab :
Saya mempunyai teman yang suka sekali
dengan korea, apalagi dengan makanannya. Di Indonesia sekarang lagi
hits-hitsnya makanan korea, sekarang banyak sekali restoran korea yang berada
di sekitar kita. Apalagi dengan teman saya ini, dia sangat suka makan makanan korea
yang harganya mahal, terkenal dan lezat juga. Dia sampai rela untuk
menghabiskan uang jajannya hanya untuk menikmati makanan korea yang menurut
saya sangat mahal harganya karena uang yang kita keluarkan tidak sesuai dengan
kekenyangan yang kita dapatkan.
Analisisnya:
jika seseorang harus memakan makanan yang mahal, terkenal dan lezat. Hal ini
sudah merupakan suatu keinginan atau hasrat dari dalam diri si konsumen jika
harus mengkonsumsi makanan yang mewah, karena tujuan melakukan kegiatan
makannya disini bukanlah untuk memenuhi kebutuhan akan makan semata tetapi
terkandung di dalamnya sifat kemewahan yang berarti suatu keinginan dari
konsumen.
Sumber :
http://www.ipulhe.com/pengertian-pembelian/
No comments:
Post a Comment