Nama : Rinah Ulfa Zulfa
NPM : 17213724
Kelas : 3EA12
Matkul : Perilaku Konsumen
1. Apa
yang di maksud Perilaku Konsumen ?
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi kebutujan dan
keinginan.
2. Segmentasi
pasar
Segmentasi
pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang
homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju
(ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
3. Segmentasi
dan Kepuasaan konsumen
Segmentasi Pasar dan Kepuasan
Konsumen
Menurut Philip Kotler dalam
bukunya Principle of Marketing, kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang
mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Kepercayaan
konsumen merupakan hal yang ingin di dapat setiap perusahaan dari para
konsumennya.
Macam-macam
atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan
konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan
kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena
makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga
karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang
mewah
4. Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat
bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli,
dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit
diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus
dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
• Substantial : Segmen pasar
harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen
dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda
terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang
efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang
bersangkutan.
5. Analisis
Konsumen dan Kebijakan Sosial
Ø Analisis konsumen berguna untuk
melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Analisis Kebijakan Sosial
Ø
Analisis
kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan
kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan
proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih
menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan
kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan
yang baru.
Namun demikian, baik analisis
kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang
telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi
pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang
berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sosial yang telah diterapkan.
6. Proses
keputusan pembeli
Tahap-tahap
proses keputusan pembelian (Phillip Kotler, 2005:204) :
1.
Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Proses pembeli dimulai dengan
pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara
keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Para pemasar
perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat
tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh
jawaban, apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang
menyebabkan semua itu muncul, dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu
menyebabkan seseorang mencari produk tertentu ini.
2.
Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai
tertugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih
banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan
kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan
konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak
berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.
3.
Penilaian Alternatif
Setelah melakukan pencarian informasi
sebanyak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan
penilaian tentang beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah
selanjutnya.
Penilaian ini tidak dapat
dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen (waktu, uang
dan informasi) maupun risiko keliru dalam penilaian.
4.
Keputusan Membeli
Setelah tahap-tahap awal tadi
dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk menentukan pengambilan
keputusan apakah jadi membeli atau tidak. Jika keputusan menyangkut jenis
produk, bentuk produk, merk, penjual, kualitas dan sebagainya. Untuk setiap
pembelian ini, perusahaan atau pemasar perlu mengetahui jawaban atas pertanyaan
yang menyangkut perilaku konsumen, misalnya: berapa banyak usaha yang harus
dilakukan oleh konsumen dalam pemilihan penjualan (motif langganan/patronage
motive), faktor-faktor apakah yang menentukan ksan terhadap sebuah toko, dan
motif langganan yang sering menjadi latar belakang pembelian konsumen.
5.
Perilaku setelah pembelian
Setelah membeli suatu produk,
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. ada
kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian,
karena mungkin harga barang dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai
dengan keinginan atau gambaran sebelumnya dan sebagainya. Untuk mencapai
keharmonisan dan meminimumkan ketidakpuasan pembeli harus mengurangi
keinginan-keinginan lain sesudah pembelian, atau juga pembeli harus
mengeluarkan waktu lebih banyak lagi untuk melakukan evaluasi sebelum membeli.
7. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah
§
Trial
& error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah
tingkatannya, dilakukan oleh orang yang
belum pernah mengalami/ mengenal
dan
belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Contohnya : ada
klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil
dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya
turun, dll.
§
Intuisi
: Penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati.
Penyelesaian
dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena
tidak
mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang
metode ini juga dapat
memberikan jalan keluar bila intuisi ini
berdasarkan analisis atau pengalaman,
dan pengetahuan yang dimiliki.
§
Nursing
process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian
masalah
yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi :
pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
§
Scientifik
methode/Research Process : Proses riset
/ penelitian merupakan suatu
penyelesaian
masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika,
dengan
pendekatan yang sistematis.
8. Membedakan
antara keputusan pembeli yang direncanakan sepenuhnya, tidak direncakan dan
pembelian yang direncanakan sebagian
v
Pembelian
yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen
memang membutuhkan barang-barang tertentu.
v
Pembelian
yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen meliht atau merasakan manfaat
lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
Referensi
:
http://pengetahuanberharga.blogspot.co.id/2011/04/apa-yang-dimaksud-dengan-perilaku.html
http://ikopangestii.blogspot.co.id/2013/11/segmentasi-pasar-sebagai-salah-satu.html
No comments:
Post a Comment