Saturday, 16 November 2013

MERESENSI NOVEL

Judul Buku          :               Hantu Ambulanceu
Penulis                :               Opik M
Penerbit              :               Examedia
Tahun Terbit       :               Juni 2008
Ukuran               :               11 x 18 cm; xviii + 213 hlm.
Harga                 :               Rp 23.500,00






Sesudah Membaca dan Membayangkan Novel Hantu Ambulanceu
Oleh : Rinah Ulfa Zulfa

Hantu ambulanceu merupakan judul dari novel ini. Kisah ini diambil dari suatu tempat di daerah Subang  tepatnya di kampung Rawa Gebang yang jauh dari keramaian, tinggal seseorang dengan tubuhnya yang tinggi besar  tanpa didampingi keluarga yang bernama Karman yang di kenal dengan sebutan abah karman (pegawai rumah sakit). Mereka adalah Alfa, Arlanda, Jack, Ranti, dan Salma. Kisah ini diawali dengan kedatangan lima mahasiswa tersebut  yang sedang KKN . Mereka menumpang di sebuah rumah hijau misterius milik  abah Karman. Ternyata rumah hijau itu banyak menyimpan rahasia, mulai dari ambulans tua yang diparkir di depan rumah, hingga kuburan yang berada tepat di sampingnya. Hiiiy…. Setelah mereka melihat sosok perempuan cantik Indo-Belanda dengan gaun hijau dalam foto… satu per satu dari mereka pun diteror… Tuk tuk tuk... Suara ketukan di jendela menandakan bahwa sebentar lagi akan ada sesuatu yang menghampirimu… bersiap-siaplah…
Certa ini hanyalah, hayalan si penulis (opik) tentang dirinya.  Pada suatu hari… dalam kegelapan di sebuah bioskop, ada sesosok cowok  tinggi yang terlelap dalam buaian ingar bingar suara hantu… biarpun hantunya muncul terus di layar, ia tetap terlakap. Ia malah tidur dan bermimpi dirinya bertemu dengan seorang perempuan di tengah malam sendirian memakai baju putih dan menggunakan mobil VW Combie Putih yang bernama ambu. Karena merasa kasian opik mangantarkan perempuan itu jalan-jalan, pas ditanya mau jalan-jalan kemana ambu tidak menjawabnya, akhirnya opik nengok ke samping dan dia terkejut ucapannya putus-putus “hehehe…Ambu kok pake lipstick belepotan sampe Menuhin mukanya, Ambu akhirnya Cuma bengong. “huahahahaha...,si Opik ketawa sampai mulas. Terus sebuah gulungan koran mendarat mulus di kening opik dan Opik pun teriak. Ia pun baru sadar kalo ia bermimpi. Ternyata bukannya nonton film, seisi bioskop malah nonton si opik ngigo. Nah begitulah akhirnya, setelah kejadian itu, Opik terinspirasi membuat novel.
Ternyata cerita ini hanya cerita fiktif belaka. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung mudah di mengerti. Novel ini sangat menarik untuk di baca karena cerita demi ceritanya sangat mudah di pahami dan dibayangkan sebagaimana di ceritakan, sehingga tidak membosankan saat membacanya. Awal-awal pasti kita mengira bahwa cerita ini nyata tapi pada cerita kita baru tahu kalau hantu itu tidak semuanya benar-benar hantu.
Demi kesempurnaan suatu karya novel ada baiknya setiap novel yang akan diterbitkan yang nantinya akan di baca oleh masyarakat luas dilakukan suatu resensi pada novel tersebut agar bisa memberikan suatu pemahaman terhadap masyarakat tentang makna yang terkandung pada novel tersebut. Dan mungkin kertas yang di gunakan lebih terang atau putih agar si pembaca enak untuk membacanya.
Dengan demikian, kesimpulannya bahwa masing-masing tokoh dalam novel itu memiliki karakter yang berbeda – beda, Selain itu juga berdasarkan resensi yang dilakukan novel dengan judul Hantu Ambulanceu ini  sudah mencakup semua unsur kelayakan sebuah karya sastra, karena dalam novel tersebut sudah masuk semua unsur-unsur sastra, seperti: Pendahuluan, Isi dan penutup yang merupakan bagian terpenting dari suatu karya sastra.


                                                                           SEKIAN

No comments:

Post a Comment