Judul Buku : Hantu Ambulanceu
Penulis : Opik
M
Penerbit : Examedia
Tahun Terbit : Juni 2008
Ukuran : 11 x 18 cm; xviii + 213 hlm.
Harga : Rp 23.500,00
Sesudah
Membaca dan Membayangkan Novel Hantu Ambulanceu
Oleh : Rinah Ulfa Zulfa
Hantu ambulanceu merupakan judul
dari novel ini. Kisah ini diambil dari suatu tempat di daerah Subang tepatnya di kampung Rawa Gebang yang jauh
dari keramaian, tinggal seseorang dengan tubuhnya yang tinggi besar tanpa didampingi keluarga yang bernama Karman
yang di kenal dengan sebutan abah karman (pegawai rumah sakit). Mereka adalah
Alfa, Arlanda, Jack, Ranti, dan Salma. Kisah ini diawali dengan kedatangan lima
mahasiswa tersebut yang sedang KKN .
Mereka menumpang di sebuah rumah hijau misterius milik abah Karman. Ternyata rumah hijau itu banyak
menyimpan rahasia, mulai dari ambulans tua yang diparkir di depan rumah, hingga
kuburan yang berada tepat di sampingnya. Hiiiy…. Setelah mereka melihat sosok
perempuan cantik Indo-Belanda dengan gaun hijau dalam foto… satu per satu dari
mereka pun diteror… Tuk tuk tuk... Suara ketukan di jendela menandakan bahwa
sebentar lagi akan ada sesuatu yang menghampirimu… bersiap-siaplah…
Certa ini hanyalah, hayalan si
penulis (opik) tentang dirinya. Pada
suatu hari… dalam kegelapan di sebuah bioskop, ada sesosok cowok tinggi yang terlelap dalam buaian ingar
bingar suara hantu… biarpun hantunya muncul terus di layar, ia tetap terlakap.
Ia malah tidur dan bermimpi dirinya bertemu dengan seorang perempuan di tengah
malam sendirian memakai baju putih dan menggunakan mobil VW Combie Putih yang
bernama ambu. Karena merasa kasian opik mangantarkan perempuan itu jalan-jalan,
pas ditanya mau jalan-jalan kemana ambu tidak menjawabnya, akhirnya opik nengok
ke samping dan dia terkejut ucapannya putus-putus “hehehe…Ambu kok pake
lipstick belepotan sampe Menuhin mukanya, Ambu akhirnya Cuma bengong.
“huahahahaha...,si Opik ketawa sampai mulas. Terus sebuah gulungan koran
mendarat mulus di kening opik dan Opik pun teriak. Ia pun baru sadar kalo ia
bermimpi. Ternyata bukannya nonton film, seisi bioskop malah nonton si opik
ngigo. Nah begitulah akhirnya, setelah kejadian itu, Opik terinspirasi membuat
novel.
Ternyata cerita ini hanya cerita fiktif belaka. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung mudah di mengerti. Novel ini sangat menarik untuk di baca karena cerita demi ceritanya sangat mudah di pahami dan dibayangkan sebagaimana di ceritakan, sehingga tidak membosankan saat membacanya. Awal-awal pasti kita mengira bahwa cerita ini nyata tapi pada cerita kita baru tahu kalau hantu itu tidak semuanya benar-benar hantu.
Ternyata cerita ini hanya cerita fiktif belaka. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung mudah di mengerti. Novel ini sangat menarik untuk di baca karena cerita demi ceritanya sangat mudah di pahami dan dibayangkan sebagaimana di ceritakan, sehingga tidak membosankan saat membacanya. Awal-awal pasti kita mengira bahwa cerita ini nyata tapi pada cerita kita baru tahu kalau hantu itu tidak semuanya benar-benar hantu.
Demi kesempurnaan suatu karya
novel ada baiknya setiap novel yang akan diterbitkan yang nantinya akan di baca
oleh masyarakat luas dilakukan suatu resensi pada novel tersebut agar bisa
memberikan suatu pemahaman terhadap masyarakat tentang makna yang terkandung
pada novel tersebut. Dan mungkin kertas yang di gunakan lebih terang atau putih
agar si pembaca enak untuk membacanya.
Dengan demikian, kesimpulannya
bahwa masing-masing tokoh dalam novel itu memiliki karakter yang berbeda –
beda, Selain itu juga berdasarkan resensi yang dilakukan novel dengan judul
Hantu Ambulanceu ini sudah mencakup
semua unsur kelayakan sebuah karya sastra, karena dalam novel tersebut sudah
masuk semua unsur-unsur sastra, seperti: Pendahuluan, Isi dan penutup yang
merupakan bagian terpenting dari suatu karya sastra.
SEKIAN
No comments:
Post a Comment